Senin, 28 Februari 2011

Pertolongan Pada Keracunan

Mungkin kita sering mendengar berita di Koran, majalah, atau televisi bahwa sekelompok pekerja di pabrik tiba-tiba muntah dan pusing setelah melahap jatah makan siang yang disediakan oleh catering. Atau tamu undangan yang tiba-tiba mencret setelah menyantap hidangan dalam acara pesta pernikahan. Kira-kira apa yang ada di pikiran kita? Keracunan kah?

Ya betul kita bisa mencurigai seseorang dicurigai menderita keracunan bila :

1. Seorang yang sehat mendadak sakit.

2. Gejalanya tak sesuai dengan suatu kadaan patologik tertentu.

3. Gejalanya menjadi cepat karena dosis yang besar.

4. Keracunan kronik diduga bila penggunaan obat dalam waktu yang lama atau lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan zat-zat kimia.

Keracunan adalah masuknya suatu zat kedalam tubuh kita yang dapat mengganggu kesehatan bahkan dapat mengakibatkan kematian.


Zat yang dapat menimbulkan keracunan dapat berbentuk :

1. Padat, misalnya obat-obatan, makanan
2. Gas, misalnya CO
3. Cair, misalnya alcohol, bensin, minyak tanah, zat kimia.

Seseorang dapat mengalami keracunan dengan cara :

1. Tertelan melalui mulut, keracunan makanan, minuman.
2. Terhisap melalui hidung, misalnya keracunan gas CO
3. Terserap melalui kulit/mata, misalnya keracunan zat kimia

Berikut ini adalah Macam-Macam Keracunan yang sering terjadi di masyarakat


1.Keracunan Alkohol

Gejala keracunan alkohol :

1. Kekacauan mental
2. Pupil mata dilatasi (melebar)
3. Sering muntah-muntah
4. Bau alkohol

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan awal :

1. Upayakan muntah bila pasien sadar

2. Pertahankan agar pernapasan baik

3. Bila sadar, beri minum kopi hitam

4. Bawa ke sarana kesehatan

2. Keracunan asetosal/aspirin/naspro

Gejala keracunan asetosal/aspirin/naspro :

1. Nafas dan nadi cepat
2. Gelisah
3. Nyeri perut
4. Muntah (sering bercampur darah)
5. Sakit kepala

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama :

1. Upayakan pertolongan dengan membuat nyaman pasien
2. Bila sadar beri minum air atau susu
3. Bawa ke sarana kesehatan

3. Keracunan luminal dan obat tidur sejenisnya

Gejala keracunan luminal dan obat tidur sejenisnya :

1. Refleks berkurang
2. Depresi pernapasan
3. Pupil kecil à akhirnya dilatasi (melebar)
4. Shock à bisa koma

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan Pertama :

1. Bila penderita sadar, berikan minum hangat serta upayakan agar penderita muntah
2. Bila penderita tidak sadar, bersihkan saluran pernapasan
3. Penderita dibawa ke sarana kesehatan terdekat

4.Keracunan arsen/racun tikus :

Gejala keracunan arsen/racun tikus :

1. Perut dan tenggorokan terasa terbakar
2. Muntah, mulut kering
3. Buang air besar seperti air cucian beras.
4. Nafas dan kotoran berbau bawang
5. Kejang à syok

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama :

1. Usahakan agar dimuntahkan
2. Beri minum hangat /susu atau larutan norit
3. Segera kirim ke puskesmas/rumah sakit

5.Keracunan bensin/minyak tanah

Gejala keracunan bensin/minyak tanah :

1. Inhalasi : nyeri kepala, mual,lemah, sesak nafas
2. Ditelan : Muntah,diare, sangat berbahaya jika terjadi aspirasi (terhisap saluran pernafasan)

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama :

1. Jangan lakukan muntah buatan
2. Beri minum air hangat
3. Segera kirim kepuskesmas/rumah sakit

6.Keracunan makanan laut

Beberapa jenis makanan laut seperti kepiting, rajungan dan ikan lautnya dapat menyebabkan keracunan ;

Gejala :

1. Masa laten 1/3 – 4 jam
2. Rasa panas disekitar mulut
3. Rasa baal pada ekstremitas
4. Lemah
5. Mual, muntah
6. Nyeri perut dan diare

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama:

1. Netralisir dengan cairan
2. Upayakan muntah


7.Keracunan jengkol

Keracunan jengkol terjadi karena terbentuknya kristal asam jengkol dalam saluran kencing. Ada beberapa hal yang diduga mempengaruhi timbulnya keracunan yaitu jumlah yang dimakan, cara penghidangan dan makanan penyerta lainnya.

Gejala :

1. Nafas, mulut dan air kemih penderita berbau jengkol
2. Sakit pinggang yang diserta sakit perut
3. Nyeri waktu buang air kecil
4. Buang air kecil disertai darah.

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama:

1. minum air putih yang banyak
2. Obat penghilang rasa sakit dapat diberikan untuk menghilangkan rasa sakitnya.
3. Segera kirim ke puskesmas / rumah sakit

8.Keracunan jamur

Gejala alam yang muncul dalam jarakbeberapa menit sampai 2 jam.

Gejala :

1. Sakit perut
2. Muntah
3. Diare
4. Berkeringat banyak

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama:

1. Netralisasi dengan cairan
2. Upayakan pasien muntah
3. Segera kirim ke puskesmas/rumah sakit

9.Keracunan Makanan

Penyebab adalah staphylococcus. Seringkali menyebabkan keracunan dengan masa laten 2-8 jam.


Gejala :

1. Mual, muntah
2. Diare
3. Nyeri perut
4. Nyeri kepala, demam
5. Dehidrasi
6. Dapat menyerupai disentri


Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama :

1. Muntah buatan
2. Beri minuman yang banyak
3. Segera kirim ke puskesmas/rumah sakit

Prinsip penatalaksanaan keracunan

Mungkin jika kita harus menghapalkan langkah-langkah yang harus dilakukan seperti tertera di atas, barangkali akan sulit, tapi prinsip utama penatalaksanaan keracunan adalah:


“ Mencegah /menghentikan penyerapan racun”.


A. Bila Racun ditelan, prinsipnya cuma dua:

1. Encerkan racun yang ada dalam lambung, sekaligus menghalangi penyerapannya dengan cara memberikan cairan dalam jumlah banyak. Cairan yang dipakai adalah air biasa atau susu. Pengenceran dengan susu tidak boleh dilakukan pada penderita yang menelan kamper.
2. Upayakan pasien muntah (emesis), efektif bila dilakukan dalam 4 jam setelah racun ditelan. Dapat dilakukan dengan cara mekanik yaitu dengan merangsang dinding faring dengan jari atau suruh penderita untuk berbaring tengkurap, dengan kepala lebih rendah dari pada bagian dada. Emesis tidak boleh dilakukan pada keracunan zat korosif, keracunan zat kerosene, serta pada penderita tidak sadar.


Tindakan di atas tidak boleh dilakukan pada pasien yang tidak sadar. Segera bawa ke Rumah Sakit.


B. Bila racun melalui kulit/mata

1. Pakaian yang terkontaminasi dilepas
2. Cuci/bilas bagian yang terkena dengan air
3. Perhatikan jangan sampai penolong ikut terkena.


C. Segera bawa ke Rumah Sakit,.

Apabila kita membawa ke Rumah sakit <> jam, maka tindakan kuras lambung tidak bisa dilakukan. Dan pengobatan biasanya hanya penanganan simptomatiknya saja.

Demikian, semoga bermanfaat.


(Y&i – dari berbagai sumber)

PPGD (Pertolongan Pertama Pada Gawat Darurat)

Latar Belakang
B-GELS atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Pertolongan Pertama Pada Gawat
Darurat (PPGD) adalah serangkaian usaha-usaha pertama yang dapat dilakukan pada
kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan pasien dari kematian.
Di luar negeri, PPGD ini sebenarnya sudah banyak diajarkan pada orang-orang awam
atau orang-orang awam khusus, namun sepertinya hal ini masih sangat jarang diketahui
oleh masyarakat Indonesia.
Melalui artikel ini, saya ingin sedikit memperkenalkan PPGD kepada pembaca sekalian.

Prinsip Utama
Prinsip Utama PPGD adalah menyelamatkan pasien dari kematian pada kondisi gawat
darurat. Kemudian filosofi dalam PPGD adalah “Time Saving is Life Saving”, dalam artian
bahwa seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi gawat darurat haruslah benar-
benar efektif dan efisien, karena pada kondisi tersebut pasien dapat kehilangan nyawa
dalam hitungan menit saja ( henti nafas selama 2-3 menit dapat mengakibatkan kematian)

Langkah-langkah Dasar
Langkah-langkah dasar dalam PPGD dikenal dengan singkatan A-B-C-D ( Airway -
Breathing – Circulation – Disability ). Keempat poin tersebut adalah poin-poin yang harus
sangat diperhatikan dalam penanggulangan pasien dalam kondisi gawat darurat

Algortima Dasar PPGD
1.Ada pasien tidak sadar
2.Pastikan kondisi tempat pertolongan aman bagi pasien dan penolong
3.Beritahukan kepada lingkungan kalau anda akan berusaha menolong
4.Cek kesadaran pasien
a.Lakukan dengan metode AVPU
b.A –> Alert : Korban sadar jika tidak sadar lanjut ke poin V
c. V –> Verbal : Cobalah memanggil-manggil korban dengan berbicara keras di telinga
korban ( pada tahap ini jangan sertakan dengan menggoyang atau menyentuh
pasien ), jika tidak merespon lanjut ke P
d.P –> Pain : Cobalah beri rangsang nyeri pada pasien, yang paling mudah adalah
menekan bagian putih dari kuku tangan (di pangkal kuku), selain itu dapat juga
dengan menekan bagian tengah tulang dada (sternum) dan juga areal diatas mata
(supra orbital)
e.U –> Unresponsive : Setelah diberi rangsang nyeri tapi pasien masih tidak bereaksi
maka pasien berada dalam keadaan unresponsive
5.Call for Help, mintalah bantuan kepada masyarakat di sekitar untuk menelpon ambulans
(118) dengan memberitahukan :
a.Jumlah korban
b.Kesadaran korban (sadar atau tidak sadar)
c. Perkiraan usia dan jenis kelamin ( ex: lelaki muda atau ibu tua)
d.Tempat terjadi kegawatan ( alamat yang lengkap)
6.Bebaskan lah korban dari pakaian di daerah dada ( buka kancing baju bagian atas agar
dada terlihat
7.Posisikan diri di sebelah korban, usahakan posisi kaki yang mendekati kepala sejajar
dengan bahu pasien
8.Cek apakah ada tanda-tanda berikut :
a.Luka-luka dari bagian bawah bahu ke atas (supra clavicula)
b.Pasien mengalami tumbukan di berbagai tempat (misal : terjatuh dari sepeda motor)
c. Berdasarkan saksi pasien mengalami cedera di tulang belakang bagian leher
9.Tanda-tanda tersebut adalah tanda-tanda kemungkinan terjadinya cedera pada tulang
belakang bagian leher (cervical), cedera pada bagian ini sangat berbahaya karena disini
tedapat syaraf-syaraf yg mengatur fungsi vital manusia (bernapas, denyut jantung)
a.Jika tidak ada tanda-tanda tersebut maka lakukanlah Head Tilt and Chin Lift.
http://www.toadspad.net/ems/graphics/cpr-head-tilt.jpg
Chin lift dilakukan dengan cara menggunakan dua jari lalu mengangkat tulang dagu (bagian dagu yang keras) ke atas. Ini disertai dengan melakukan Head tilt yaitu menahan kepala dan mempertahankan posisi seperti figure berikut. Ini dilakukan untuk membebaskan jalan napas korban.

b.Jika ada tanda-tanda tersebut, maka beralihlah ke bagian atas pasien, jepit kepala pasien dengan paha, usahakan agar kepalanya tidak bergerak-gerak lagi (imobilisasi) dan lakukanlah Jaw Thrust
http://www.toadspad.net/ems/graphics/cpr-head-tilt2.gif
Gerakan ini dilakukan untuk menghindari adanya cedera lebih lanjut pada tulang belakang bagian leher pasien.

10. Sambil melakukan a atau b di atas, lakukan lah pemeriksaan kondisi Airway (jalan napas) dan Breathing (Pernapasan) pasien.

11. Metode pengecekan menggunakan metode Look, Listen, and Feel
http://z.about.com/f/p/440/graphics/images/en/18158.jpg

Look : Lihat apakah ada gerakan dada (gerakan bernapas), apakah gerakan tersebut simetris ?
Listen : Dengarkan apakah ada suara nafas normal, dan apakah ada suara nafas tambahan yang abnormal (bisa timbul karena ada hambatan sebagian)

Jenis-jenis suara nafas tambahan karena hambatan sebagian jalan nafas :

a.Snoring : suara seperti ngorok, kondisi ini menandakan adanya kebuntuan jalan napas bagian atas oleh benda padat, jika terdengar suara ini maka lakukanlah pengecekan langsung dengan cara cross-finger untuk membuka mulut (menggunakan 2 jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk tangan yang digunakan untuk chin lift tadi, ibu jari mendorong rahang atas ke atas, telunjuk menekan rahang bawah ke bawah). Lihatlah apakah ada benda yang menyangkut di tenggorokan korban (eg: gigi palsu dll). Pindahkan benda tersebut
http://home.utah.edu/~mda9899/Image25b.gif

b. Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena ada kebuntuan yang disebabkan oleh cairan (eg: darah), maka lakukanlah cross-finger(seperti di atas), lalu lakukanlah finger-sweep (sesuai namanya, menggunakan 2 jari yang sudah dibalut dengan kain untuk “menyapu” rongga mulut dari cairan-cairan).
http://home.utah.edu/~mda9899/Image25a.gif

c.Crowing : suara dengan nada tinggi, biasanya disebakan karena pembengkakan (edema) pada trakea, untuk pertolongan pertama tetap lakukan maneuver head tilt and chin lift atau jaw thrust saja

Jika suara napas tidak terdengar karena ada hambatan total pada jalan napas, maka dapat dilakukan :

a.Back Blow sebanyak 5 kali, yaitu dengan memukul menggunakan telapak tangan daerah diantara tulang scapula di punggung

b.Heimlich Maneuver, dengan cara memposisikan diri seperti gambar, lalu menarik tangan ke arah belakang atas.
http://home.utah.edu/~mda9899/Image23.gif

c.Chest Thrust, dilakukan pada ibu hamil, bayi atau obesitas dengan cara memposisikan diri seperti gambar lalu mendorong tangan kearah dalam atas.
http://home.utah.edu/~mda9899/Image24.gif

Feel : Rasakan dengan pipi pemeriksa apakah ada hawa napas dari korban ?

12. Jika ternyata pasien masih bernafas, maka hitunglah berapa frekuensi pernapasan pasien itu dalam 1 menit (Pernapasan normal adalah 12 -20 kali permenit)

13. Jika frekuensi nafas normal, pantau terus kondisi pasien dengan tetap melakukan Look Listen and Feel

14. Jika frekuensi nafas < 12-20 kali permenit, berikan nafas bantuan (detail tentang nafas bantuan dibawah) 15. Jika pasien mengalami henti nafas berikan nafas buatan (detail tentang nafas buatan dibawah) 16. Setelah diberikan nafas buatan maka lakukanlah pengecekan nadi carotis yang terletak di leher (ceklah dengan 2 jari, letakkan jari di tonjolan di tengah tenggorokan, lalu gerakkan lah jari ke samping, sampai terhambat oleh otot leher (sternocleidomastoideus), rasakanlah denyut nadi carotis selama 10 detik. http://home.utah.edu/~mda9899/Image15.gif 17. Jika tidak ada denyut nadi maka lakukanlah Pijat Jantung(figure D dan E , figure F pada bayi), diikuti dengan nafas buatan(figure A,B dan C),ulang sampai 6 kali siklus pijat jantung-napas buatan, yang diakhiri dengan pijat jantung http://blogs.edweek.org/edweek/thisweekineducation/upload/2007/07/does_the_pulse_need_cpr/no%20pulse.jpg 18. Cek lagi nadi karotis (dengan metode seperti diatas) selama 10 detik, jika teraba lakukan Look Listen and Feel (kembali ke poin 11) lagi. jika tidak teraba ulangi poin nomer 17. 19. Pijat jantung dan nafas buatan dihentikan jika a.Penolong kelelahan dan sudah tidak kuat lagi b.Pasien sudah menunjukkan tanda-tanda kematian (kaku mayat) c.Bantuan sudah datang d.Teraba denyut nadi karotis 20. Setelah berhasil mengamankan kondisi diatas periksalah tanda-tanda shock pada pasien : a.Denyut nadi >100 kali per menit
b.Telapak tangan basah dingin dan pucat
c.Capilarry Refill Time > 2 detik ( CRT dapat diperiksa dengan cara menekan ujung kuku pasien dg kuku pemeriksa selama 5 detik, lalu lepaskan, cek berapa lama waktu yg dibutuhkan agar warna ujung kuku merah lagi)

21. Jika pasien shock, lakukan Shock Position pada pasien, yaitu dengan mengangkat kaki pasien setinggi 45 derajat dengan harapan sirkulasi darah akan lebih banyak ke jantung
http://www.medtrng.com/cls2000a/fig11-1.gif

22. Pertahankan posisi shock sampai bantuan datang atau tanda-tanda shock menghilang

23. Jika ada pendarahan pada pasien, coba lah hentikan perdarahan dengan cara menekan atau membebat luka (membebat jangan terlalu erat karena dapat mengakibatkan jaringan yg dibebat mati)

24. Setelah kondisi pasien stabil, tetap monitor selalu kondisi pasien dengan Look Listen and Feel, karena pasien sewaktu-waktu dapat memburuk secara tiba-tiba.

Nafas Bantuan
Nafas Bantuan adalah nafas yang diberikan kepada pasien untuk menormalkan frekuensi nafas pasien yang di bawah normal. Misal frekuensi napas : 6 kali per menit, maka harus diberi nafas bantuan di sela setiap nafas spontan dia sehingga total nafas permenitnya menjadi normal (12 kali).
Prosedurnya :

1. Posisikan diri di samping pasien

2. Jangan lakukan pernapasan mouth to mouth langsung, tapi gunakan lah kain sebagai pembatas antara mulut anda dan pasien untuk mencegah penularan penyakit2

3. Sambil tetap melakukan chin lift, gunakan tangan yg tadi digunakan untuk head tilt untuk menutup hidung pasien (agar udara yg diberikan tidak terbuang lewat hidung).

4. Mata memperhatikan dada pasien

5. Tutupilah seluruh mulut korban dengan mulut penolong
http://home.utah.edu/~mda9899/Image13.gif

6.Hembuskanlah nafas satu kali ( tanda jika nafas yg diberikan masuk adalah dada pasien mengembang)

7.Lepaskan penutup hidung dan jauhkan mulut sesaat untuk membiarkan pasien menghembuskan nafas keluar (ekspirasi)

8.Lakukan lagi pemberian nafas sesuai dengan perhitungan agar nafas kembali normal


Nafas Buatan
Cara melakukan nafas buatan sama dengan nafas bantuan, bedanya nafas buatan diberikan pada pasien yang mengalami henti napas. Diberikan 2 kali efektif (dada mengembang )


Pijat Jantung
Pijat jantung adalah usaha untuk “memaksa” jantung memompakan darah ke seluruh tubuh, pijat jantung dilakukan pada korban dengan nadi karotis yang tidak teraba. Pijat jantung biasanya dipasangkan dengan nafas buatan (seperti dijelaskan pada algortima di atas)

Prosedur pijat jantung :
1. Posisikan diri di samping pasien

2. Posisikan tangan seperti gambar di center of the chest ( tepat ditengah-tengah dada)
http://home.utah.edu/~mda9899/Image19a.gif

3. Posisikan tangan tegak lurus korban seperti gambar
http://home.utah.edu/~mda9899/Image19b.gif

4.Tekanlah dada korban menggunakan tenaga yang diperoleh dari sendi panggul (hip joint)

5.Tekanlah dada kira-kira sedalam 4-5 cm (seperti gambar kiri bawah)
http://home.utah.edu/~mda9899/Image18.gif

6. Setelah menekan, tarik sedikit tangan ke atas agar posisi dada kembali normal (seperti gambar kanan atas)

7. Satu set pijat jantung dilakukan sejumlah 30 kali tekanan, untuk memudahkan menghitung dapat dihitung dengan cara menghitung sebagai berikut :

Satu Dua Tiga EmpatSATU
Satu Dua Tiga Empat DUA
Satu Dua Tiga Empat TIGA
Satu Dua Tiga Empat EMPAT
Satu Dua Tiga Empat LIMA
Satu Dua Tiga Empat ENAM

8. Prinsip pijat jantung adalah :

a. Push deep
b. Push hard
c. Push fast
d. Maximum recoil (berikan waktu jantung relaksasi)
e. Minimum interruption (pada saat melakukan prosedur ini penolong tidak boleh diinterupsi)


Perlindungan Diri Penolong
Dalam melakukan pertolongan pada kondisi gawat darurat, penolong tetap harus senantiasa memastikan keselamatan dirinya sendiri, baik dari bahaya yang disebabkan karena lingkungan, maupun karena bahaya yang disebabkan karena pemberian pertolongan.

Poin-poin penting dalam perlindungan diri penolong :
1.Pastikan kondisi tempat memberi pertolongan tidak akan membahayakan penolong dan pasien
2.Minimasi kontak langsung dengan pasien, itulah mengapa dalam memberikan napas bantuan sedapat mungkin digunakan sapu tangan atau kain lainnya untuk melindungi penolong dari penyakit yang mungkin dapat ditularkan oleh korban
3.Selalu perhatikan kesehatan diri penolong, sebab pemberian pertolongan pertama adalah tindakan yang sangat memakan energi. Jika dilakukan dengan kondisi tidak fit, justru akan membahayakan penolong sendiri.

Penutup
Sekian tulisan ini penulis buat, penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran dapat di alamatkan ke email.etja@gmail.com Semoga dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan terutama untuk penulis sendiri
Sumber : http://catatanetja.wordpress.com/2007/12/26/pertolongan-pertama-pada-gawat-darurat-ppgd/

Kegawatan Sistem Persyarafan

Kegawatan Pada Sistem Peryarafan antaran lain:
Trauma Kepala, Stroke,

Selasa, 27 Oktober 2009

PENGKAJIAN KEGAWAT DARURATAN


Pengkajian Kegawat daruratan merupakan hal penting pertama kali ketika kita menghadapi situasi dan kondisi yang memungkinkan berada dalam stressor tinggi. dalam keadaan seperti ini kita harus tetap tenang dan memprioritaskan kondisi korban dengan memperhatikan seksama teliti dan sistematis. Mengidentifikasi latar belakang terjadinya kegawatdaruratan, prinsip Pengelolaan kegawatdaruratan serta ketenangan penolong juga harus diperhatikan cara identifikasi, memahami dan melaksanakan cara pengkajian airway, breathing, sirkulasi


Contoh pengkajian kegawat daruratan download disini